Kali ini tentu kalian sudah siapkan celana lebih kan?
Cerita kali ini memang super serem jadi usahakan ngompolnya jangan terlalu banyak!
#saran saya sih, siapkan dulu mental anda sebelum membaca!
Hi kawan, saya mau
berbagi cerita lagi nih. Sebelumnya saya sempat nge-post cerita tentang
“Gangguan-Gangguan di Asrama Putri”, tapi kali ini saya akan
menceritakan kisah yang dialami oleh ibu saya.
Cerita ini terjadi
beberapa tahun yang lalu, saya lupa tepatnya kapan. Orang tua saya
bekerja di perkebunan, dan ketika itu kami tengah dinas di salah satu
perkebunan yang ada di daerah Cianjur Selatan. Saat itu sedang musim
kemarau, air pam yang biasanya mengalir tengah mengering, sehingga
masyarakat yang tinggal di rumah dinas harus mengambil air ke sumur.
Tidak jauh dari rumah dinas orang tua saya, tepatnya di belakang rumah
ada sebuah sumur yang dibangun oleh salah satu warga di sana. Saat itu
selepas ashar ibu saya hendak pergi mandi dan mencuci ke sumur dan pada
saat yang sama tetangga sebelah pun akan ke sumur pula. Akan tetapi
karena sumur di belakang rumah itu tempatnya kecil, akhirnya tetangga
sebelah rumah memilih untuk menunggu, mempersilahkan ibu saya terlebih
dahulu mempergunakan sumur itu.
Sebetulnya sumur tersebut tidak
tepat di belakang rumah, untuk sampai ke sana, kita harus berjalan
sekitar 50 meter, menuruni jalanan setapak yang kanan-kirinya ditumbuhi
oleh pohon pisang. Di sekitar sumur itu banyak ditumbuhi oleh tumbuhan
sejenis tebu-tebuan, daunnya tinggi-tinggi seperti ilalang. Di sekitar
sumur juga banyak ditumbuhi pohon-pohon albiso yang tinggi besar, ada
juga beberapa kebun yang tidak terlalu luas yang ditumbuhi pohon kacang
tanah, lalu beberapa kolam ikan milik warga. Nah, diseberang kolam ikan
ada pemakaman warga. Pemakaman itu hanya dipisahkan oleh jalan raya yang
tidak terlalu luas. View pemakaman itu terlihat jelas dari sumur jika
kita berdiri. Kawasan sana memang jarang dilalui orang dan kendaraan,
sangat sepi.
Ketika ibu saya sampai di sumur, ternyata di dalam
sana sudah ada orang. Seorang wanita nampak tengah serius mencuci
pakaian. Hanya saja wajah dan badan si wanita itu membelakangi pintu
masuk. Ketika ibu masuk, tak sedikit pun wanita itu bergerak atau
menoleh, dia tetap fokus dengan cuciannya. Ibu yang ketika itu masuk pun
memilih untuk diam, karena ibu yakin wanita itu pasti tahu ada orang
yang masuk. Ibu berpikir, wanita itu adalah warga dari kampung sebrang,
karena itu kan sumur umum sebab ibu tidak mengenalinya sedikit pun.
Biasanyakan kadang kita bisa mengenali seseorang dari bentuk tubuhnya,
kali ini benar-benar tidak dikenal oleh ibu. Meskipun sumur itu sempit,
akan tetapi karena waktu sudah semakin sore, ibu memutuskan untuk ikut
serta mencuci di sana. Ketika mencuci posisi ibu dan si wanita itu
saling membelakangi.
Tanpa rasa curiga ibu menyelesaikan
pekerjaannya di sumur. Setelah ibu selesai mencuci, wanita itu masih
pada posisi yang sama dan masih juga belum selesai dengan cuciannya. Ibu
kemudian bersegera naik ke atas, meniti jalanan setapak yang tadi
dilalui. Setibanya di atas, ternyata suami dari tetangga sebelah rumah
kami yang akan ke sumur bertanya kepada ibu, “Bu sudah selesai dari
sumurnya?”. Ibu menoleh dan menjawab, “Sudah pak, mangga kalau mau ke
sumur. Tapi mungkin bapak harus menunggu, soalnya di sana masih ada satu
orang perempuan lagi yang sedang mencuci”. Tetangga kami itu hanya
mengangguk, kemudian beliau memilih untuk duduk di bawah pohon mangga
besar yang ada di belakang rumahnya. Tempat duduk tetangga kami itu
persis menghadap ke arah pintu keluar-masuk sumur, menunggu wanita yang
ibu maksud tadi keluar dari sumur tersebut.
Jam 17.30-an, ibu
sudah rapi dan selesai menjemur pakaian. Begitu ibu ke belakang rumah,
ibu masih melihat tetangga kami itu duduk di bawah pohon mangga. Ibu
kemudian menyapa, “Pak, dari tadi belum ke sumur juga?”. Tetangga
tersebut menoleh dan mengatakan, “Belum bu. Saya sudah satu jam lebih
duduk di sini menunggu wanita yang tadi ibu bilang. Tapi kok gak ada
orang yang keluar ya dari sumur itu?”. Wajah ibu pun nampak bingung,
kemudian ibu menghampiri tetangganya itu, “Ah masa sih pak. Seingat saya
tadi cucian wanita itu sudah tinggal sedikit lagi, tinggal dibilas.
Masa iya sampai jam segini belum selesai-selesai juga?”.
Ibu dan
bapak tetangga itu merasa heran. Akhirnya keduanya memutuskan untuk
melihat ke sumur tersebut. Ibu berjalan di depan, begitu sampai di depan
pintu masuk sumur, ibu berkata, “Bu punten bu, atos teu acan
nyeseuhna?. Ieu aya anu bade ngiring ka sumur, pameget” (Translate dalam
Bahasa Indonesia: “Bu maaf bu, sudah selesai mencucinya?. Ini ada orang
yang mau ikut ke sumur, laki-laki”). Tidak ada jawaban dari dalam
sumur, sementara pintu sumur masih nampak tertutup. Ibu kemudian
mengetuk pintu, dan sekali lagi ibu berkata, “Bu, punten bu, atos teu
acan nyeseuhna?” (Baca: “Bu, maaf bu sudah selesai belum nyucinya?”).
Masih tidak ada jawaban juga. Setelah mencoba mengetuk pintu masuk
sumur beberapa kali dan hening, tidak ada jawaban sama sekali, akhirnya
ibu dan bapak tetangga tersebut memutuskan untuk membuka pintu sumur
dan………………………………………………………
Ternyata di dalam sumur itu TIDAK ADA SIAPA-SIAPA
Ibu dan bapak tetangga tertegun. Bapak tetangga tersebut kemudian
bertanya, “Bu, kok gak ada orang? Tadi kata ibu di dalam ada perempuan
yang lagi nyuci. Kok kosong?”. Ibu terdiam sejenak, kemudian menjawab,
“Iya pak, tadi memang ada orang. Tadi ketika saya masuk pun sudah ada
perempuan itu di dalam, dan waktu saya selesai pun dia masih di sana
(menunjuk tempat si wanita tadi) serius mencuci”. “Ibu tanya gak dia
siapa?”, tanya bapak tetangga lagi. Ibu hanya menggelengkan kepala,
lalu, “Saya gak tanya pak, soalnya dia juga serius sekali dan
membelakangi saya ketika mencuci. Saya gak berani tanya, karena saya
kira dia warga kampung sebrang dan mungkin tidak saya kenal juga”.
Tak lama kemudian terdengar suara adzan magrib. Ibu dan bapak tetangga
memutuskan untuk kembali ke atas. Bapak tetangga itu pun tidak jadi
mandi di sumur karena waktu sudah menjelang malam dan lebih-lebih karena
sosok wanita yang ditungguinya sedari tadi ternyata tidak pernah
ada…hhhhhiiiiyyyy….
Jadi, siapa perempuan itu?
Beberapa
hari setelah kejadian tersebut, ibu bercerita kepada ibu-ibu tetangga
sekitar, dan kata ibu-ibu di sana, tidak hanya ibu saya saja yang
mengalami hal itu. Akan tetapi, beberapa ibu-ibu yang lain pun sempat
mengalami hal tersebut. Tahukah kawan siapa sosok perempuan yang asyik
mencuci di sumur sore hari itu?
She is Miss Kun…
Beruntung, dia tidak mengganggu, hanya membuat warga sekitar galau
karena kehadirannya yang asyik mencuci bersama warga lainnya dalam diam,
di sore hari menjelang magrib….Hmmm….
Sekian cerita yang dapat saya sharekan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar