Sabtu, 03 Mei 2014

Jadi, Perempuan yang Di Sumur itu Siapa?

Kali ini tentu kalian sudah siapkan celana lebih kan?

Cerita kali ini memang super serem jadi usahakan ngompolnya jangan terlalu banyak!

#saran saya sih, siapkan dulu mental anda sebelum membaca!

Hi kawan, saya mau berbagi cerita lagi nih. Sebelumnya saya sempat nge-post cerita tentang “Gangguan-Gangguan di Asrama Putri”, tapi kali ini saya akan menceritakan kisah yang dialami oleh ibu saya.
Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, saya lupa tepatnya kapan. Orang tua saya bekerja di perkebunan, dan ketika itu kami tengah dinas di salah satu perkebunan yang ada di daerah Cianjur Selatan. Saat itu sedang musim kemarau, air pam yang biasanya mengalir tengah mengering, sehingga masyarakat yang tinggal di rumah dinas harus mengambil air ke sumur.
Tidak jauh dari rumah dinas orang tua saya, tepatnya di belakang rumah ada sebuah sumur yang dibangun oleh salah satu warga di sana. Saat itu selepas ashar ibu saya hendak pergi mandi dan mencuci ke sumur dan pada saat yang sama tetangga sebelah pun akan ke sumur pula. Akan tetapi karena sumur di belakang rumah itu tempatnya kecil, akhirnya tetangga sebelah rumah memilih untuk menunggu, mempersilahkan ibu saya terlebih dahulu mempergunakan sumur itu.
Sebetulnya sumur tersebut tidak tepat di belakang rumah, untuk sampai ke sana, kita harus berjalan sekitar 50 meter, menuruni jalanan setapak yang kanan-kirinya ditumbuhi oleh pohon pisang. Di sekitar sumur itu banyak ditumbuhi oleh tumbuhan sejenis tebu-tebuan, daunnya tinggi-tinggi seperti ilalang. Di sekitar sumur juga banyak ditumbuhi pohon-pohon albiso yang tinggi besar, ada juga beberapa kebun yang tidak terlalu luas yang ditumbuhi pohon kacang tanah, lalu beberapa kolam ikan milik warga. Nah, diseberang kolam ikan ada pemakaman warga. Pemakaman itu hanya dipisahkan oleh jalan raya yang tidak terlalu luas. View pemakaman itu terlihat jelas dari sumur jika kita berdiri. Kawasan sana memang jarang dilalui orang dan kendaraan, sangat sepi.
Ketika ibu saya sampai di sumur, ternyata di dalam sana sudah ada orang. Seorang wanita nampak tengah serius mencuci pakaian. Hanya saja wajah dan badan si wanita itu membelakangi pintu masuk. Ketika ibu masuk, tak sedikit pun wanita itu bergerak atau menoleh, dia tetap fokus dengan cuciannya. Ibu yang ketika itu masuk pun memilih untuk diam, karena ibu yakin wanita itu pasti tahu ada orang yang masuk. Ibu berpikir, wanita itu adalah warga dari kampung sebrang, karena itu kan sumur umum sebab ibu tidak mengenalinya sedikit pun. Biasanyakan kadang kita bisa mengenali seseorang dari bentuk tubuhnya, kali ini benar-benar tidak dikenal oleh ibu. Meskipun sumur itu sempit, akan tetapi karena waktu sudah semakin sore, ibu memutuskan untuk ikut serta mencuci di sana. Ketika mencuci posisi ibu dan si wanita itu saling membelakangi.
Tanpa rasa curiga ibu menyelesaikan pekerjaannya di sumur. Setelah ibu selesai mencuci, wanita itu masih pada posisi yang sama dan masih juga belum selesai dengan cuciannya. Ibu kemudian bersegera naik ke atas, meniti jalanan setapak yang tadi dilalui. Setibanya di atas, ternyata suami dari tetangga sebelah rumah kami yang akan ke sumur bertanya kepada ibu, “Bu sudah selesai dari sumurnya?”. Ibu menoleh dan menjawab, “Sudah pak, mangga kalau mau ke sumur. Tapi mungkin bapak harus menunggu, soalnya di sana masih ada satu orang perempuan lagi yang sedang mencuci”. Tetangga kami itu hanya mengangguk, kemudian beliau memilih untuk duduk di bawah pohon mangga besar yang ada di belakang rumahnya. Tempat duduk tetangga kami itu persis menghadap ke arah pintu keluar-masuk sumur, menunggu wanita yang ibu maksud tadi keluar dari sumur tersebut.
Jam 17.30-an, ibu sudah rapi dan selesai menjemur pakaian. Begitu ibu ke belakang rumah, ibu masih melihat tetangga kami itu duduk di bawah pohon mangga. Ibu kemudian menyapa, “Pak, dari tadi belum ke sumur juga?”. Tetangga tersebut menoleh dan mengatakan, “Belum bu. Saya sudah satu jam lebih duduk di sini menunggu wanita yang tadi ibu bilang. Tapi kok gak ada orang yang keluar ya dari sumur itu?”. Wajah ibu pun nampak bingung, kemudian ibu menghampiri tetangganya itu, “Ah masa sih pak. Seingat saya tadi cucian wanita itu sudah tinggal sedikit lagi, tinggal dibilas. Masa iya sampai jam segini belum selesai-selesai juga?”.
Ibu dan bapak tetangga itu merasa heran. Akhirnya keduanya memutuskan untuk melihat ke sumur tersebut. Ibu berjalan di depan, begitu sampai di depan pintu masuk sumur, ibu berkata, “Bu punten bu, atos teu acan nyeseuhna?. Ieu aya anu bade ngiring ka sumur, pameget” (Translate dalam Bahasa Indonesia: “Bu maaf bu, sudah selesai mencucinya?. Ini ada orang yang mau ikut ke sumur, laki-laki”). Tidak ada jawaban dari dalam sumur, sementara pintu sumur masih nampak tertutup. Ibu kemudian mengetuk pintu, dan sekali lagi ibu berkata, “Bu, punten bu, atos teu acan nyeseuhna?” (Baca: “Bu, maaf bu sudah selesai belum nyucinya?”).
Masih tidak ada jawaban juga. Setelah mencoba mengetuk pintu masuk sumur beberapa kali dan hening, tidak ada jawaban sama sekali, akhirnya ibu dan bapak tetangga tersebut memutuskan untuk membuka pintu sumur dan………………………………………………………
Ternyata di dalam sumur itu TIDAK ADA SIAPA-SIAPA
Ibu dan bapak tetangga tertegun. Bapak tetangga tersebut kemudian bertanya, “Bu, kok gak ada orang? Tadi kata ibu di dalam ada perempuan yang lagi nyuci. Kok kosong?”. Ibu terdiam sejenak, kemudian menjawab, “Iya pak, tadi memang ada orang. Tadi ketika saya masuk pun sudah ada perempuan itu di dalam, dan waktu saya selesai pun dia masih di sana (menunjuk tempat si wanita tadi) serius mencuci”. “Ibu tanya gak dia siapa?”, tanya bapak tetangga lagi. Ibu hanya menggelengkan kepala, lalu, “Saya gak tanya pak, soalnya dia juga serius sekali dan membelakangi saya ketika mencuci. Saya gak berani tanya, karena saya kira dia warga kampung sebrang dan mungkin tidak saya kenal juga”.
Tak lama kemudian terdengar suara adzan magrib. Ibu dan bapak tetangga memutuskan untuk kembali ke atas. Bapak tetangga itu pun tidak jadi mandi di sumur karena waktu sudah menjelang malam dan lebih-lebih karena sosok wanita yang ditungguinya sedari tadi ternyata tidak pernah ada…hhhhhiiiiyyyy….
Jadi, siapa perempuan itu?
Beberapa hari setelah kejadian tersebut, ibu bercerita kepada ibu-ibu tetangga sekitar, dan kata ibu-ibu di sana, tidak hanya ibu saya saja yang mengalami hal itu. Akan tetapi, beberapa ibu-ibu yang lain pun sempat mengalami hal tersebut. Tahukah kawan siapa sosok perempuan yang asyik mencuci di sumur sore hari itu?
She is Miss Kun…
Beruntung, dia tidak mengganggu, hanya membuat warga sekitar galau karena kehadirannya yang asyik mencuci bersama warga lainnya dalam diam, di sore hari menjelang magrib….Hmmm….
Sekian cerita yang dapat saya sharekan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar