Hai, Zip balik lagi. Kali ini Zip mau ceritain
pengalaman ber"hantu" Zip, pas masih kecil sekitaran 6-7 tahunan lah.
Kejadian ini aku alami ketika aku masih tinggal
di Margawati, Garut. Kejadian ini, mengubah perspektif ku
tentang hantu yang selama ini tergambarkan sebagai mahluk berwujud seram dan
bengis dengan muka hancur atau berbadan tinggi hitam.
Sudah lama sekali, saat itu aku tidak memiliki
teman karena pekerjaan ayahku yang sering dipindahtugaskan sehingga tidak
sempat memiliki teman satu pun, ditambah lingkungan kerja ayahku yang penuh
kesibukan orang dewasa. Semenjak kecil, aku hidup tanpa teman, hanya mainan
mobil-mobilan dan mainan power ranger ku yang selalu mendampingi setiap hari...
Bahkan saat TK pun, aku tidak pernah dekat dengan teman2 sekelasku yang lain.
Bisa dibilang, tidak bisa bersosialisasi.
Aku ingat, saat aku belajar menulis huruf `a`,
tulisanku agak berbeda, seperti tulisan `a` di komputer (biasanya anak-anak
lain menulis huruf a itu bulat, dan lalu ada sedikit ekornya). Aku sering
ditertawakan oleh 2 anak perempuan, namun ada satu anak perempuan yang suka
membelaku. Dia sering mendekatiku, seperti mengajak bermain saat istirahat,
ataupun mengajak makan bersama anak-anak yang lain. Anehnya, aku selalu merasa
takut bila ada dia ataupun orang yang mendekatiku, mungkin itu kelainan yang
kualami saat kecil (karena terbiasa sendiri).
Suatu malam, aku bermimpi. Aneh sekali, aku
terbangun di dunia yang semua berwarna putih. Aku berjalan setapak demi setapak
menyusuri jalan yang tak tahu dimana ujungnya. Tak lama, aku melihat sebuah
bangunan mirip Gereja dan kerumunan orang yang berbaris rapi, seperti
mengelilingi sesuatu, semua berbaju hitam. Wajah mereka seperti tak bisa
dilihat hingga aku tak tahu wajah mereka persisnya seperti apa. Aku mendekat,
membayar rasa penasaran ku.
Terlihat ditengah kerumunan itu seorang
anak perempuan yang umurnya mungkin sekitaran seumuranku, sedang menangis.
Wajahnya putih, lucu dan pipinya bulat. Saat aku mendekati anak itu, anak itu
mulai dijauhi kerumunan orang tadi, dan kerumunan tadi mundur, hingga berada di
belakangku sekitar 2 meter (aku tak tahu pas nya, namun itu hanya perkiraan).
Ketika aku makin mendekati anak itu, dia
hanya menatap kosong kepadaku. Aku pun tak mengerti, kenapa ia memberi tatapan
itu. Sayup-sayup, terdengar suara, "Kesini nak, kesini nak, kesini
nak". Aku yang seolah tak tahu apa-apa, lari meninggalkan anak itu karena
takut mendengar suara itu. Semakin menjauh aku meninggalkan kerumunan itu,
semakin besar pula suara yang ku dengar. Tak lama aku menoleh ke belakang,
kerumunan orang tadi mendekat cepat sekali, aku sempat hampir menangis karena
takut.
Tiba-tiba, anak kecil tadi ada di depanku,
dan berkata, "Aku dan dia bukan anak yang kalian cari, pergilah !!"
(aslinya, suara anak dan orang-orang tadi berbahasa Sunda sopan). Lalu mereka
berhenti dan memudar, menghilang tak tahu kemana. Aku yang takjub akan hal itu,
hanya terdiam. Lalu, anak perempuan yang tadi pun tiba-tiba berbalik dan tetap
menatap kosong padaku. Namun saat aku ketakutan, dia mulai memberiku senyum
manis dan mulai memudar seperti kerumunan tadi. Dan tak lama, dunia yang putih
tadi, berubah jadi suasana kamarku yang di kanan kiriku terlelap kedua orang
tuaku.
Aku pun ingin pergi ke wc, dan membangunkan
ayahku (ibu biasanya ku bangunkan, namun ayahku langsung bangun dan mengantarku
karena waktu itu ibuku sedang hamil adikku). Saat aku berjalan melewati dapur,
tiba-tiba di pojok meja makan, anak kecil tadi ada dan senyum padaku. Aku pun
balas memberinya senyum dan berkata pada ayahku "Yah, itu ada anak kecil
di meja". Ayahku pun menggaruk kepala, "Anak kecil yang mana de?
masih ngelindur kamu mah". Aku pun menunjuk-nunjuk, namun saat itu ayahku
menyuruhku lekas ke wc dan kembali tidur.
Mungkin itulah pertama kali aku merasa tidak
kesepian dan berani apabila aku melihat seseorang yang mendekatiku.
Suatu minggu pagi, aku terbangun seperti biasa,
dan langsung menyalakan TV untuk menonton film power ranger kesukaanku. Aku
menonton dengan sangat senang saat itu (dasar anak kecil), sambil ku peragakan
sendirian gaya-gaya ranger biru kesukaanku di kamar. Ibuku sibuk memasak, dan
tak ada waktu mengurusku, ayahku yang sebagai PNS dinas peternakan, selalu
disibukan urusan kantor, tak kenal hari libur.
Ketika sedang asik-asiknya menonton, tiba-tiba
anak kecil yang ada di mimpiku itu muncul dan berkata "Ayo main". Aku
yang terbawa oleh suasana film tidak menghiraukan siapa itu dan mulai bermain
dengannya. Berlari-lari, tertawa bersama dan mengobrol di teras yang
pemandangan kedepannya, hanya ada gunung-gunung dan kota yang terlihat sangat
kecil.
Anak tersebut selalu terlihat ketika pagi, dan
sore menjelang maghrib. Pernah suatu hari dalam obrolannya, aku ingat dialog
seperti ini (karena sudah lama, aku hanya ingat garis besarnya).
Zip : Eh, kamu tuh namanya siapa ?
Dia : Aku Mita... kamu sering dipanggil Aii kan ?
Zip : Iya, kenapa kamu tau ?
Mita : Iya, soalnya Mita sering liatin Aii dari jendela luar kalau kamu
lagi nonton terus dipanggil ibu kamu..
Zip : Oh. emang kamu kapan datangnya? Ko aku ga tau..
Mita : Mita udah lama disini, Mita dulu jatoh di pohon itu, terus tau2
ada di deket rumah Aii.
Zip : (dengan polosnya) Oh.. rumah kamu dimana? Aku boleh maen ke rumah
kamu gak?
Mita : Aii ga boleh maen ke rumah Mita, di rumah Mita banyak monster
kaya di power ranger, nanti diculik loh!
Zip : Ah, ga takut, kan Zip power ranger biru (sambil memperagakan pose
power ranger saat berubah)
Mita : Hehe, pokonya Aii ga boleh dateng ke rumah Mita,
Zip : Iya deh, tapi besok main lagi ya..
Mita : Iya, Mita nanti nyamper ke rumah Aii besok. Sekarang pulang ya,
mandi dulu terus siap2 tidur.
Zip : Iya.
Entah kenapa, saat itu aku merasa bahwa aku sudah
dekat sekali dengannya, nyaman dan merasa memiliki teman yang baik. Kadang
pembicaraan kami pun seperti menyambung ke arah yang mungkin tidak tahu apa
artinya, seperti berikut.
Mita : Aii, nanti malem jangan jalan-jalan di rawa2 itu ya?
Zip : Emangnya kenapa gitu?
Mita : Disitu ada monster power ranger yang mau nyulik Aii.
Zip : Wah? Monsternya serem ga?
Mita : Iya serem, taringnya panjang, matanya merah, badannya tinggi
kaya di power ranger!
Zip : Wah? Iya, Aii ga akan maen ke rawa2, takut diculik (aku pun
seperti tahu maksudnya dan meski rawa-rawa itu tidak ada, tapi aku mengagap itu
ada).
Ketika malam datang, aku bermimpi bahwa aku
berjalan di hutan. Disana berdiri sebuah rumah tua dan rawa-rawa. Aku melihat
di rumah tua itu terlihat sosok kakek yang sedang duduk di kursi goyang,
mukanya terlihat dingin dan galak sekali. Sedangkan di rawa-rawa, aku melihat
ada semacam karnaval. Apa daya, seorang anak kecil yang diberi pilihan antara
dunianya dan mimpi buruknya, aku memilih masuk ke rawa-rawa itu dan memilih mengikuti
gemerlap cahaya warna-warni yang penuh keramaian.
Saat aku memasuki rawa-rawa tersebut, aku
disambut oleh seorang kakek tua yang berbeda dengan sebelumnya. Ia nampak
ramah, baik, dan penyayang, dia mempersilahkan masuk. Namun ketika aku hendak
masuk, aneh, anak perempuan yang menjadi temanku itu datang tiba-tiba dan
memarahiku, "Udah Mita bilang kan, jangan masuk ke rawa-rawa, banyak
monsternya tau!!". Tanganku pun ditarik olehnya dan kemudian dia
mengajakku menjauh.
Ketika kulihat, karnaval itu berubah
menjadi kerumunan mahluk gaib, pocong, kuntilanak, gendrewo, tuyul, semua jelas
di pandanganku, dan aku pun takut dan berlari lebih kencang dari temanku itu.
Aku berlari dan lalu dia menunjukkan ku ke sebuah rumah yang saat pertama ku
datang, terduduk seorang kakek tua galak. Aku pun disuruh masuk ke rumahnya dan
tiba-tiba aku menangis keras sekali karena aku takut mahluk-mahluk ghaib
tersebut mengikutiku. Namun kakek tersebut bersama temanku itu berkata,
"Sudah, tidak apa-apa, kami disini". Mereka pun berjaga di depanku.
Tetapi karena takut, aku pun menangis
sejadinya dan tak tahu mengapa, tiba-tiba aku terbangun dan di tenangkan ibuku
"Ade? Nangis kenapa? Cup...Cup... pengen permen? Besok beli permen
ya." Ucap ibuku. Aku pun langsung memeluk erat ibuku dan berkata,
"Takut, takut !!" Ibuku berkata "Mimpi buruk ya de ? Cup...Cup...
ibu disini, ga kemana-mana". Lalu aku pun kembali tenang dan kembali
tidur.
Esoknya ketika bangun, aku melihat siluet di
gorden jendelaku seperti patung wanita zaman dulu yang diikat rambutnya. Aku
pun berteriak menangis kembali "Takut, takut !! ada patung!" Namun ibuku
menenangkan ku. Lalu seketika, teman ku itu berdiri di dinding dan berkata,
"Udah Aii, gak usah takut, Mita udah usir patungnya". Saat aku
melihat ke gorden, siluet itu pun hilang dan aku kembali tenang.
Ibu ku pun lalu memandikanku dan kemudian
aku langsung pergi ke teras, dimana aku sering terduduk diam berjemur di
matahari pagi untuk menghangatkan diri karena cuaca di kaki gunung yang
menusuk. Lalu seketika, temanku itu muncul dan kami kembali bermain-main. Ibuku
mungkin melihat dari jendela dalam rumah, dia heran, kenapa aku sering
tertawa-tawa dan bermain lari-larian sendiri di taman. Namun ibuku tidak
terlalu memikirkannya, mungkin ibuku sedang menganggapku berkhayal tentang hal
power rangerku itu.
Keceriaanku semakin mengundang rasa penasaran
ibuku. Bagaimana bisa anak yang sangat pemurung dan pendiam seperti itu, bisa
menjadi anak yang periang. Ibuku berbicara pada ayahku, dan ayahku saat itu
pernah mendengar bahwa aku berbicara ada anak perempuan sebayaku.
Pertama, orang tua ku menganggap bahwa mungkin
itu karena film yang sering ku tonton. Tapi, lama-kelamaan, aku malah seperti
lupa akan diriku yang asli, aku seperti berubah 360 derajat. Aku bukan anak
pendiam yang dulu lagi, kini aku lebih sering tertawa sendiri dan sering
mengobrol sendiri. Khawatir akan kejiwaanku yang mulai memburuk, orang tuaku
membawaku ke kenalan mereka yang pintar masalah kejiwaan sekaligus pintar ilmu
kebatinan. Dia sengaja dipanggil jauh-jauh dari Bandung hanya untuk
mengkonsultasikan keadaan ku ini.
Saat ia datang, aku hanya duduk di sofa dan
ditanya-tanya oleh sahabat karib ayahku itu. "De, dede sering maen sama
siapa ?"
"Sama Mita." Jawabku.
"Mita itu siapa?" Tanyanya.
"Dia teman Aii".
"Bisa tunjukin dimana sekarang dianya de?"
Aku pun menunjuk ke arah meja makan, "Tuh,
dia lagi disana".
Sejenak, sahabat karib ayahku itu pun
memejamkan mata dan aku tak melihat temanku itu berdiri di meja makan, aku tak
tahu ia pergi kemana. Setelah beberapa saat, sahabat karib ayahku itu pun
berkata pada ibu dan ayahku, "Dia tidak apa-apa kok pak, bu. Singkatnya
dia itu ada yang menemani, dia baik sekali kok bu, malah bisa juga jadi yang
ngejagain si Aii" katanya. Ibuku sedikit menghilangkan kekhawatirannya.
Dan lalu setelah itu, ia pulang dan lalu kami pun segera tidur.
Di malam selanjutnya, ketika aku hendak tidur,
Mita menyapaku dan berkata padaku. Kurang lebih seperti ini.
Mita : Aii.. Mita nya mulai besok mau pindah rumah, jangan nangis terus
ya. Mulai besok atau secepatnya, Aii pasti dapetin teman yang banyak. Mungkin
Mitanya bakal dateng lagi nyamper Aii sekali-sekali, tapi waktunya lama banget.
Jangan sering nangis lagi ya?
Zip : Kok pindah? Aii nanti ga punya teman lagi. Nanti ada patung lagi.
Mita : Tenang aja, mulai besok Aii bakal dapet permen yang lebih enak
lagi dari yang sekarang Aii makan. Pokoknya, Aii ga boleh sedih ya kalau Mita
besok ga nyamper Aii lagi.
Zip : Tapi Mita janji kan bakal nyamper Aii lagi nanti?
Mita : Iya, hehe, nanti Mita bakal bangunin lagi Aii kaya dulu. Terus
nanti kalau orang tua Mita maen kesini lagi, Mita janji mau nyamper Aii lagi.
Zip : Pokoknya Mita harus kesini lagi nanti
Mita : Iya, gih sana. Ayah sama ibu nanti bentar lagi ke kamar, Aii nya
siap-siap buat tidur aja ya.
"Iya" jawabku sambil tak mau
melihat wajah lucunya. Lalu saat kulihat ia, ia sudah tidak ada, dan aku pun
tidur bersama orang tuaku. Saat bermimpi, aku berada di tengah-tengah karnaval
yang saat itu aku pernah berada. Disana tidak kutemui satu orang pun. Lalu aku
pun berkeliling.
Saat aku berada di permainan korsel kuda, aku
melihat banyak kerumunan orang yang pertama kali mengerumuni Mita saat di
mimpiku yang pertama namun sekarang dengan wajah yang terlihat. Banyak diantara
mereka, wanita dan pria, yang wajahnya hancur, mata menggantung di pipi,
bibirnya aneh (bibirnya nampak vertikal tidak seperti lazimnya manusia),
sekujurnya luka yang jelek sekali, seperti luka bekas tikaman yang parah
sekali, ada sebagian yang di lehernya seperti bekas gorokan, ada yang bekas
gantungan tali, ada yang ususnya terurai keluar dengan darah yang
menetes-netes, ada pula yang berbentuk seperti pocongan, lalu ada yang badannya
kecil sekali, namun kepalanya besar dengan lidah menjulur sampai dada berkuku
panjang matanya melotot tajam !..
Aku yang saat itu hanya seorang anak kecil, sudah
tidak tahu apa yang aku akan lakukan. Badanku tidak bisa bergerak, sementara
gerombolan mahluk yang tidak tahu apa itu semakin mendekat. Dalam kebuntuanku
itu, aku hanya bisa menangis sejadinya, sedangkan kerumunan itu terus
mendekatiku. Aku hanya menyebut, ayah, ibu, ya Allah ! (kebetulan saat itu aku sudah diajarkan mengenai agama Islam karena TK
ku itu TK Islam, namun aku hanya tahu Allah saja dan surat al-fatihah, karena
aku diajarkan lagu yang liriknya "Allah Tuhannya kita para muslim"
begitu).
Lalu kemudian muncul seorang wanita
berambut panjang yang memakai daster putih dan kakek tua yang wajah mereka
bersinar sangat terang sekali beserta seekor kucing mengikutinya (benar-benar diluar logika memang, bila
kalian memikirkan apa yang ku ceritakan. Namun ini yang ada di mimpiku).
Mereka seperti ditakuti oleh kerumunan mahluk jahanam itu, mereka tiba-tiba
terbakar satu per satu saat kakek itu mengacungkan tongkat yang digunakan untuk
membantunya berdiri tersebut.
Kakek itu hanya berbicara "Uruslah
urusan kalian, anak ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan kalian. Maju
selangkah lagi dzat yang maha Agung akan mengirim kalian ketempat yang lebih
hina seribu kali dari kalian". Lalu mahluk-mahluk itu pun sambil terbakar,
mereka berlarian tidak tahu kemana.
Setelah aku berhenti menangis, aku melihat
wanita tadi berkata padaku.
Wanita : Aii, ini Mita.
Aiinya jangan takut lagi ya, mereka ngga akan ganggu Aii lagi.
Zip : Mereka tuh siapa? Kenapa
ganggu Aii terus? (sambil menangis)
Mita : Mereka tuh orang jahat
di power ranger yang sering Aii tonton.
Zip : " *spontan*
Makasih !!! sambil memeluk wanita berdaster tadi.
Lalu setelah beberapa lama aku ditenangkan,
kakek dan wanita tadi mengantarku ke sebuah rumah yang terlihat seperti
rumahku. Aku pun berjalan masuk menuju pintu rumah tersebut. Dan ketika aku
menoleh ke belakang, mereka melambaikan tangan padaku dan aku pun melambaikan
tanganku pada mereka, dan aku pun berjalan masuk ke kamarku, dan kutarik
selimut, aku pun tidur dan tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Aku melihat
jendela, tak ada lagi patung, tak ada lagi temanku itu yang membangunkanku.
Itulah pertama kali aku merasa kehilangan seorang teman yang takkan aku bisa
kembali menjumpainya lagi.
Siangnya, ayahku mendapat telepon dari sahabatnya
dan menanyakan kondisiku, tapi ayahku mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Baru
disitulah sahabat ayahku itu mengatakan hal yang sebenarnya dari cerita saat
dia berkomunikasi dengan teman ku itu saat dia pertama kali ke rumah untuk
menanyaiku.
Dia menceritakan bahwa sebenarnya ada mahluk2
yang mencari seseorang untuk dijadikan salah satu dari mereka, namun gagal
mencelakai targetnya. Ketika mahluk-mahluk tersebut kembali mencarinya, mereka
melihatku sering terduduk kosong sendirian di teras sepanjang pagi maupun sore
menjelang maghrib, mereka pun tertarik denganku. Namun ada sosok ghaib lain
yang ternyata sama-sama menyukaiku, ia diam di pohon belakang rumahku, namun
dia bersifat baik dan penuh kasih sayang karena faktor `x` di masa lalunya yang
kemudian tidak mau bahwa aku di apa-apakan oleh mereka.
Lalu saat ia ingin memperingatiku, ia malah
tertangkap oleh kerumunan mahluk yang aku lihat sebelumnya. Kemudian saat itu,
dia melindungiku dari dekat sebagai anak kecil yang mengerti duniaku karena
orang tuaku mungkin akan berpikir bahwa aku sedang mempunyai teman khayalan.
Namun saat ia melihat kakek-kakek galak yang melindungiku dari mereka, sahabat
karib ayahku mengatakan, bahwa itu adalah pelindung yang dikirim kakekku untuk
melindungiku dari kecil.
Lalu kemudian karena sahabat ayahku takut akan
apa-apa, ia menyuruh aku bersekolah dan dibesarkan di Bandung
saja, karena disana, bila ada apa-apa, sahabat ayahku itu bisa mengontrolnya
dan bisa langsung menolong. Dan akhirnya, aku tinggal di Bandung sampai
sekarang dan alhamdulillah, tidak pernah aku mengalami hal yang seperti yang
kualami saat kecil.
Namun terkadang, ketika aku terduduk di balkon di
suatu malam dalam kondisiku yang sekarang, tidak jarang aku sering mengingat
sahabat kecilku "Mita" yang mungkin seperti mimpi bagi kalian saat
aku menceritakan pengalaman teraneh selama masa kecilku ini.
Aku merindukanmu kawan. Akankah engkau bermain
bersamaku lagi hari ini dan seterusnya.
NB : kembali kepada kepercayaan kalian masing2.
Cerita yang Zip post disini adalah hal yang Zip alami ketika Zip masih berumur 6-7
tahunan, Zip lupa tepatnya berapa tahun. Meski banyak terjadi di alam mimpi
saat-saat menyeramkannya, tapi mahluk yang menjadi teman Zip waktu itu benar2
tampak di kehidupan nyata. Berikut perkataan seorang sahabat ayah yang `pintar`
itu bahwa memang benar ada yang ingin mencelakai Zip. Itu terjadi saat ayah
dipindahtugaskan dari Cikole, Lembang, ke Margawati, Garut.
Maaf kalau kurang seram ceritanya, ditunggu
kritik dan sarannya
CERITA MISTERI INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar