Halo kembali kita bertemu lagi di web yang tercinta kisah-misteri.info ini. Ini adalah salah satu cerita yang ku dapat dari Ronda Malam Selasa tgl 03 Juni 2013.
Seperti biasa, sumber cerita masih dari Pak
Ashuri.
Cerita Hantu
- Tahun 2000, saat itu Pak Ashury masuk kantor seperti biasanya jam 8
pagi, kantor beliau terletak di sekitar Stadion Sepak Bola Mandala Krida Yogyakarta.
Nah saat sedang mengerjakan tugas-tugas dari
kantor, sekitar jam 10 pagi, ada pengumuman dari penerangan kantor yang
mengabarkan berita lelayu, karena ada salah satu pegawai di instansi itu yang
meninggal dunia. Pak Ashury sempat terkejut, karena yang meninggal adalah
temannya sejawat sebagai Satpol PP, dan rencananya nanti sepulang dari kantor, setelah
mahgrib akan menjenguk ke rumah Pak A (samaran) yang memang hampir 1 minggu ini
sedang mengalami sakit, rencananya akan menjenguk bersama salah satu temannya,
katakanlah Pak Jirih (nama samaran). Yah namanya rencana manusia, tapi Tuhan
berkehendak yang lain.
Rencana diubah, akan melayat malam hari saja, pemakaman akan dilaksanakan besok, tapi karena kebetulan besoknya ada tugas dari kantor yang tidak bisa ditinggalkan, lalu setelah omong dengan Pak Jirih, di sepakati jam 7 malam akan berangkat dari rumah Pak Ashury, Pak Jirih akan menjemput beliau, dan berangkat bersama-sama menuju rumah duka.
Rencana diubah, akan melayat malam hari saja, pemakaman akan dilaksanakan besok, tapi karena kebetulan besoknya ada tugas dari kantor yang tidak bisa ditinggalkan, lalu setelah omong dengan Pak Jirih, di sepakati jam 7 malam akan berangkat dari rumah Pak Ashury, Pak Jirih akan menjemput beliau, dan berangkat bersama-sama menuju rumah duka.
Jam 7 malam kurang, Pak Jirih pun datang, dan
setelah menunggu sebentar, akhirnya Pak Ashury dan Pak Jirih, dengan
berboncengan sepeda motor pun berangkat menuju ke lokasi.
Pak Ashury yang berada di depan, karena beliau
tahu lokasi rumah Almarhum Pak A, yang kebetulan tidak jauh dari kampong kelahiran
beliau di daerah Piyungan.
Melewati jalan tembus dari daerah Berbah ke arah
Piyungan, adalah pilihan jalan yang akan dilewati, karena lebih singkat dan
tidak terlalu ramai, dari pada harus melewati Jalan Raya Prambanan - Piyungan,
yang ramai tapi harus memutar terlalu jauh.
Tidak sampai setengah jam perjalanan, sampailah
mereka di lokasi rumah duka, lalu setelah memarkirkan motor, masuklah mereka ke
dalam untuk mendoakan bagi kedamaian dan ketentraman arwah Pak A, dan
memohonkan kepada Allah akan pengampunan dosa bagi almarhum.
Setelah itu menyalami keluarga yang berduka dan
menguatkan mereka, kemudian dipersilahkan duduk di tempat yang telah
disediakan. Lalu berdua membaur dengan warga yang ada, dan saling berkenalan,
lalu mengobrol tentang almarhum dan keluarga, serta ikut mendengarkan rencana
tentang pemakaman almarhum.
Tak terasa hampir 2 jam lebih mereka di sana,
karena dianggap sudah cukup lama dan sudah tidak ada kepentingan lagi, akhirnya
mereka berpamitan kepada keluarga almarhum,
sekalian permintaan maaf dan ijin untuk tidak bisa menghadiri acara
pemakaman jenasah, karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan untuk besok
harinya, juga mereka pun memohon pamit kepada warga yang hadir di sana.
Lalu mereka pun meninggalkan lokasi, tapi Pak
Ashury tidak langsung pulang, tapi mampir sebentar ke rumah saudaranya, untuk
sekedar menjenguk keluarga yang ada, sekalian mau buang air kecil. Dan tepat
jam 11 malam, mereka berdua pun pulang dari Piyungan.
Sebagai gambaran, jalan tembus Berbah ke Piyungan
adalah jalan aspal yang cukup besar, cuma masalahnya daerahnya yang harus
dilewati adalah sawah-sawah, rumah pun tidak terlalu ramai hanya di lokasi
tertentu saja dan selanjutnya sepi lagi, ada 2 kuburan dari arah kanan dan kiri
yang mengapit jalan, jadi sering disebut kuburan kembar, lalu harus
berbelok-belok kiri dan kanan, setelah itu ada semacam kuburan cina sepanjang
jalan sekitar 200 meteran panjangnya dan hutan kecil pohon jati yang sepi, lalu
ada jembatan yang juga terkenal keangkerannya, dan setelah dari jembatan
sekitar 100 meter ada kuburan umum lagi, penulis pernah melewati jalan tersebut
dan memang, kalau sudah di atas jam 9 malam memang sudah sepi jalan tersebut,
jadi terkadang penulis lebih memilih jalan besar yang ramai kalau pulang agak
malam dari mengunjungi Paman di daerah sana.
Penerangan jalan jangan ditanya tidak ada sama
sekali, jadi kalaupun ada tidak seterang penerangan di Jalan besar, jadi kalau
tidak bertemu dengan mobil
atau motor dari arah berlawanan, kita harus berhati-hati dalam membawa
kendaraan mobil atau motor, dan sebagian besar kiri dan kanan jalan adalah
daerah persawahan.
Nah saat dalamperjalanan pulang itu, Pak Jirih
mulai ribut karena ketakutan harus melewati kuburan umum, Jembatan, dan kuburan
cina, karena dia melihat ada putih-putih loncat-loncat dari arah seberang kuburan
menuju masuk ke kuburan.
Pak Jirih: "Mas, mas, mas, apa itu di depan
dekat kuburan itu yang loncat-loncat???"
Pak Ashury: "Apa, nggak ada apa-apa, itu
paling-paling kambing lepas yang nyebrang, di sini khan, banyak yang pelihara
kambing." (Padahal beliau tahu ada si pocong, lagi
nyebrang ke kuburan, takut ya takut, tapi beliau hanya percaya Tuhan akan
melindunginya dari gangguan makhluk gaib, juga supaya Pak Jirih tidak mikir
terlalu macam-macam dan menenangkan beliau).
Tapi Pak Jirih sudah terlanjur ketakutan,
dipeluknya erat-erat Pak Ashury dari belakang, sampai-sampai beliau nggak bisa
bernapas.
Pak Ashury: "Hei ngapain pakai peluk kenceng
kayak gini, aku
nggak bisa bernapas nek kayak gini".
Pak Jirih: "Sorry mas (sambil tetap nempel
kayak lem di belakang punggung Pak Ashury), takut aku mas. Agak kenceng sedikit
mas motornya.
Lalu setelah melewati kuburan, Pak Ashury sekilas
melihat ada orang besar sedang merokok di buk jembatan, tapi beliau tetap
tenang sambil komat-kamit berdoa, dan lalu beliau memencet bel motor, tanda permisi. Pak
Jirih kaget, mendengar suara bel motor saat berjalan di jembatan
Pak Jirih : "Ada apa mas, kok bunyiin bel???
Pak Ashury: "Oh tadi ada orang lagi jalan di
jembatan, kubel biar minggir".
Pak Jirih: "Mana mas? dari tadi Cuma kita
berdua, jangan nakutin lah mas, nggak ada orang lagi tadi di jembatan?"
(Semakin erat dekapan tangannya Pak Jirih, sampai-sampai Pak Ashury jadi risih
sendiri)
Setelah dari jembatan jalan agak menanjak,
sehingga motor melambat, dan sampailah di jalan yang di sebelah kanannya adalah
komplek kuburan cina tua dan umum dan sebelah kiri jalan hutan pohon jati yang
cukup rimbun dan tinggi-tinggi, di sana ada hanya ada penerangan lampu neon 10 watt di depan
makam. Pak Jirih, tiba-tiba semakin memperat dekapan tangannya ke badan Pak
Ashury.
Pak Ashury: "Eh kenapa kamu ini, lepasin
nggak, aku nggak bisa napas nih"
Pak Jirih: "Mas, mas, apa itu tadi ada yang
terbang dari pohon jati ke kuburan, kayak perempuan pakai baju putih mas, ayo
mas dicepatin motornya!", sambil memeluk sekencang-kencangnya dan
memejamkan mata.
Pak Ashury: "Mana, paling-paling cuma
layangan, yang putus dan talinya kecantol pohon dan tertiup angin" (sambil
berusaha melonggarkan pelukkan tangan Pak Jirih. Pak Ashury pun tahu ada kuntilanak
lagi terbang melintas di depan mereka, hanya dia berusaha tenang, supaya temannya
tidak tambah ketakutan).
Akhirnya motor pun melewati kuburan cina tua itu
dan meluncur ke daerah yang lumayan banyak rumah penduduk, cukup membuat Pak
Jirih agak tenang, walaupun tetap memeluk Pak ashury.
Setelah 5 menit tidak ada kejadian apa-apa,
mereka harus melewati kuburan kembar. Di sini Pak Jirih mulai ketakutan
lagi, karena dari kejauhan melihat ada orang yang sedang menyapu di sekitar
kuburan dan membakar sampah daun-daun.
Pak Jirih : "Mas, mas ada orang yang nyapu
dan membakar sampah di kuburan kembar lho, ayo mas ngebut, takut aku". (Kembali
pelukan semakin kenceng ke perut Pak Ashury).
Pak Ashury, tahu kalau itu adalah juru kunci
makam kembar, yang memang punya kebiasaan nyapu dan bersih-bersih makam di
malam hari (karena beliau sering lewat di jalan tersebut dan pernah
ketemu di kampung kelahirannya).
Jadi beliau tidak takut. Tapi karena saking
jengkelnya dengan Pak Jirih yang penakut sekali, sengaja memperlambat motornya
semakin mendekati orang yang sedang menyapu. Pak Jirih malah semakin panik,
karena motor semakin melambat dan mendekati orang tersebut dan akhirnya dia
memejamkan matanya karena saking takutnya.
Lalu dia mendengar Pak Ashury menyapa orang
tersebut,"Malam mbah Bejo, lagi tugas nggih mbah???, kata orang tersebut.
"Eh, mas Ashury tho, lho dari mana kok malam-malam segini di sini, oh sama
temannya ya???
Pak Jirih agak heran dan membuka matanya, dan
ternyata yang dia takutkan adalah benar-benar orang. Setelah itu Pak Ashury
menjelaskan biar temannya tahu kalau Mbah Bejo adalah manusia beneran, bukan
makhluk gaib..ha..ha.., ternyata beliau usil juga, Pak Jirih menjadi malu dan
meminta maaf sama Mbah Bejo, karena menganggap Mbah Bejo adalah hantu. Setelah
di rasa cukup, akhirnya berdua berpamitan menuju ke rumah Pak Ashury.
sumber: http://www.kisah-misteri.info/kisah-misteri-511-cerita-hantu--pengalaman-seram-setelah-melayat.jsp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar