Malam
itu jika saja teman saya tidak genit pasti kejadian tersebut tidak akan
terjadi. Aku adalah mahasiswa FISIP UI angkatan tahun 1998, dan kejadian yang
aku alami terjadi di tahun 1999 bersama sahabatku yang seringku panggil dengan
nama “Ableh”.
Malam
itu, Kami bertiga mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dosen. Ketika
selesai mengerjakan.
Ableh dan Norman pulang dari kost-an saya yang terletak di Gang Sawo pada pukul
jam 12.00 lewat tengah malam. Mereka berdua berboncengan menggunakan sebuah
sepeda motor 2 tak yang sangat nyaring bunyinya.
Norman
dan Ableh sama-sama tidak memiliki SIM, motornya tidak memiliki STNK dan
keduanya tidak memakai helm, sedangkan jalan Margonda Depok pada saat-saat itu
sering ada polisi. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kedua
temanku mengambil jalan alternatif dalam kampus. Yaitu melewati halte stasiun
UI ke arah FKM. Dulu pada masa-masa saya jalan di belakang Poliklinik UI yang
terletak di depan FKM masih dapat dilewati sepeda motor untuk menyeberangi rel
kereta. Karena arah kost-an kedua temanku mengarah kesana, maka ia mengambil
jalan pintas tersebut.
Di
jalan menuju FKM yang sangat gelap, Ableh melihat ada seseorang perempuan
berprofil mahasiswi dengan rambut panjang dengan baju putih agak kotor, ia
menggendong sebuah tas ransel sebagaimana mahasiswa yang baru pulang membawa
peralatan belajar untuk kuliah. Melihat perempuan yang cantik dan terlihat lugu
tersebut mendorong Ableh untuk menyapanya.
Ableh
yang saat itu dibonceng berkata kepada Norman yang sedang mengemudi motor.
“Man!
Man…!! berentiin motornya, cewek tuh cewek…. wah, anak baru kayaknya nih.
Kayaknya kost-annya searah sama kita, samperin yuk samperin…!!”
“Ih
ogah ah… ntar setan lagi, udah ah malem-malem jangan macem-macem bleh” Norman mengeluh.
“Yee
elu mah, kasian itu maba sendirian…!!! kalau kenapa-kenapa gimana?? udah
berhenti, sini gua yang samperin… lagi pula kan gua Jomblo” Kata Ableh
Nafsu.
Akhirnya
mereka berdua berhenti dan menghampiri perempuan tersebut. Seperti dugaan,
Ableh pasti mulai sok-sok pahlawan depan tuh maba.
Ketika
Ableh di mendekati perempuan tersebut, ia melihat wajah perempuan tersebut yang
ketakutan dan sedikit pucat. Ableh kasihan tapi masih tetap cari kesempatan
dengan memulai percakapan garing standar abang-abang tukang ojek.
“Baru
pulang ya mbak…? Mau kemana….? Wah… abis pulang ospek nih? Gua dulu juga pernah
diospek kok… bla bla blaa… pulangnya kemana?”
Namun
si mahasiswi tersebut hanya membalas dengan sebuah kalimat dengan nada datar
dan suara pelan sambil menghentikan langkah kaki.
“Mas….
mau nyebrang kearah rel kereta juga? bareng yaaa”
Wuss…
Ableh mendapatkan angin seger dari si perempuan tersebut. Dalam hatinya “Wah
kesempatan gua nih…”. Setelah itu Ableh meminta Norman untuk mematikan motornya
dan menenteng motornya dan berjalan bersama-sama mengantar si perempuan ini.
Akhirnya
sepanjang perjalanan menuju tempat penyebrangan rel kereta, si Ableh ngoceh
mulu mencari perhatian si mahasiswi tersebut. Sampai-sampai ia lupa dengan
temannya yang mengikutinya dibelakang sambil menenteng motor. Emang si Ableh
ini rada nggak tau diri juga kalau sudah ketemu perempuan, padahal ia
menumpang.
Sepanjang
perjalanan, Ableh sadar merasa di-garingin sama perempuan itu. Setiap
pertanyaan yang dilontarkan Ableh hanya dibalas kata “iya”, “nggak” atau
jawaban-jawabn singkat lainnya. Akhirnya Ableh nyerah juga dan diem-diem aja
ketika hampir sampai di tempat alang-alang gitu sesuai jalannya si perempuan
tersebut. Norman udah mulai curiga kenapa masuk ke tempat yang ada alang-alang
tinggi seperti itu dan gelap, meskipun masih ada cahaya lampu dari rumah-rumah
dipinggir, tapi Ableh tetep PeDe dan mencari akal lain untuk mengambil hati
perempuan ini. Disini seingat saya mereka sudah berkenalan, namun saya lupa
siapa namanya.
Ketika
sampai di penyebrangan rel kereta api, mereka bertiga menyebrang dalam keadaan
garing tanpa obrolan. Namun Norman yang ada di belakang mereka berdua melihat
si Ableh berjalan sendirian dan perempuan tersebut udah tidak berada di samping
si perempuan tersebut. Norman berkata kepada Ableh.
“Eh
bleh, mana tuh cewek?”
“Eh
iya, (sambil melihat ke belakang). Noh dia, ketinggalan disana.”
Ternyata
perempuan tersebut tertinggal di belakang, tepat di depan rel kereta, ia belum
menyebrangi rel tersebut.
Ableh
menyeberang balik sambil lari-lari kecil ke arah perempuan tersebut. Disini
Norman sudah mulai sadar ada yang tidak beres dengan perempuan tersebut.
Saat
Ableh berada tepat di depan perempuan tersebut, dengan gelagat-gelagat gentle
khas Ableh si penggoda wanita ia bertanya kepada perempuan itu.
Tiba-tiba
si perempuan tersebut mendekat ke telinga Ableh dan berbisik.
Setelah
itu ableh mundur beberapa langkah dari hadapan perempuan itu.
“SETAAANN…!!!!!!”
Ableh
berteriak dan angsung berlari ketakutan kearah Norman. Norman tahu pasti Ableh
berlari ketakutan karena perempuan itu menunjukan bahwa ia adalah setan. Norman
gemetar dan langsung duduk di motor dan mencoba mencba menyela kick starter
motor namun mesin motor tidak kunjung hidup. Ableh lompat dan duduk di bangku
belakang motor Norman.
“MAN!
MAN!! BURU NYALAIN MOTORNYAA!!! TUH CEWEK SETAAAN!!!”
“IYE,
IYE…. Nih motor juga nggak idup”
Akhirnya
mereka berdua lari terbirit-birit ke arah kost-an mereka sambil mendorong motor
dengan ketakutaan.
Sampe
di kost-an, sambil terengah-engah Norman berkata.
“Dari
awal gua udah curiga tuh cewek setan… hufh… hufh…. Dibelakang bajunya ada noda
coklat kaya darah kering, tapi gua pikir itu cuma noda biasa…. sialan ternyata
dugaan gua bener tuh cewek setan, terus tadi dia bisikin apa ke elo?” Ableh menjawab
kesal…
“Bangke
tuh setan, gua ajak nyebrang nggak mau mulu karena takut, pas gua tanya dia
kenapa takut nyebrang, dia malah bisikin gua “Takut mas… takut ketabrak lagi…”
Anjir.. gua langsung mundur pas dia bilang gitu, tibat-tiba mukanya jadi
berdarah-darah… Sialan, baru kali ini gua dikerjain setan!
Konon
kata warga sekitar dulu pernah ada mahasiswi perempuan yang tertabrak ketika
hendak menyebrang di rel kereta. Menurut Ableh, nama dari wanita yang ia temui
malam itu sama dengan nama wanita yang menjadi korban tertabrak kereta di
tempat penyebrangan tersebut.
Besoknya
Ableh dan Norman menceritakan kejadian itu kepada saya, dan semenjak itu setiap
dia melihat perempuan yang berlajan di malam hari, terutama Ableh, ia tak akan
menghampirinya lagi apalagi sampai SKSD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar